Tanah Lot Temple Bali: A Complete Visitor Guide
Tanah Lot Temple Bali: Sunset & Travel Guide
A trip to Bali isn’t complete without visiting Tanah Lot Temple—one of the island’s most iconic landmarks. Perched on a rocky ledge overlooking the Indian Ocean, this sacred sea temple is famous for breathtaking sunsets, dramatic coastal scenery, and spiritual significance.
Scenic Views & Arrival
By 17:30, we arrived at Tanah Lot. The weather was perfect—clear skies and sunny—ideal for watching the sunset. We passed through three gates: entrance fee, ticket check, and beach access. Along the path, stalls offered Balinese handicrafts, batik, carvings, and local foods.
Experiencing the Sunset
At the beach entrance, I paused to admire the view. The temple stood firmly on a rock, framed by a glowing sky. Waves gently crashed against the rocks as the sun painted the horizon in shades of orange, pink, and purple.
Tips for Visiting Tanah Lot
- Best time: Arrive around 16:30–17:00 to avoid traffic and catch the sunset.
- Entrance fee: IDR 75,000 per person (cash recommended).
- Bring: Camera, comfortable shoes, light jacket.
- Nearby attractions: Local stalls and restaurants.
History & Cultural Significance
Built in the 16th century by priest Dang Hyang Nirartha, Tanah Lot is dedicated to Dewa Baruna, the sea god. Legend speaks of a sacred black-and-white sea snake guarding the temple.
Religious Traditions
Visitors can witness holy water rituals, blessings, and the Kecak Dance at sunset. The Piodalan Ceremony occurs every 210 days, celebrating the temple’s anniversary with colorful offerings and processions.
Visitor Rules & Dress Code
- Wear modest clothing; sarongs required only inside inner temple.
- Photography allowed in designated areas.
- Respect temple sanctity; women who are menstruating may not enter central temple.
Final Thoughts
Tanah Lot combines culture and nature in a magical way. Watching the sunset here is unforgettable. Don’t miss this iconic Bali spot.
Perjalanan ke Bali tidak lengkap tanpa mengunjungi Pura Tanah Lot—salah satu ikon pulau ini. Berdiri di atas tebing batu yang menghadap Samudra Hindia, pura laut suci ini terkenal dengan matahari terbenam yang menakjubkan, pemandangan pesisir dramatis, dan makna spiritual yang dalam.
Pemandangan & Kedatangan
Pada pukul 17:30, kami tiba di Tanah Lot. Cuaca sangat cerah, ideal untuk menikmati matahari terbenam. Kami melewati tiga gerbang: tiket masuk, pemeriksaan tiket, dan akses ke pantai. Di sepanjang jalan, terdapat kios yang menjual kerajinan tangan Bali, batik, ukiran, dan makanan lokal.
Menikmati Matahari Terbenam
Di pintu masuk pantai, saya berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan. Pura berdiri teguh di atas batu, dihiasi langit yang berwarna indah. Ombak menyentuh batu dengan lembut saat matahari mewarnai cakrawala dengan oranye, merah muda, dan ungu.
Tips Mengunjungi Tanah Lot
- Waktu terbaik: Datang sekitar pukul 16:30–17:00 untuk menghindari macet dan tetap bisa menikmati sunset.
- Tiket masuk: IDR 75,000 per orang (disarankan membawa uang tunai).
- Yang dibawa: Kamera, sepatu nyaman, jaket ringan.
- Objek dekat: Kios lokal dan restoran.
Sejarah & Makna Budaya
Dibangun pada abad ke-16 oleh pendeta Dang Hyang Nirartha, Tanah Lot didedikasikan untuk Dewa Baruna, dewa laut. Legenda menceritakan adanya ular laut hitam-putih yang suci sebagai penjaga pura.
Tradisi Keagamaan
Pengunjung dapat menyaksikan ritual air suci, berkat, dan Tari Kecak saat matahari terbenam. Upacara Piodalan diadakan setiap 210 hari untuk merayakan ulang tahun pura dengan persembahan dan prosesi yang meriah.
Aturan & Pakaian
- Pakaian sopan disarankan; sarung hanya wajib untuk area dalam pura.
- Foto hanya di area yang diperbolehkan.
- Hargai kesucian pura; perempuan yang sedang menstruasi tidak boleh masuk area tengah pura.
Kesimpulan
Tanah Lot memadukan budaya dan alam dengan cara yang magis. Menikmati matahari terbenam di sini sangat berkesan. Jangan lewatkan ikon Bali ini.
Comments
Post a Comment
Please comment wisely and do not let you enter comments in the {COMMENTS SPAM}. Thanks